7 Kesalahan Fatal dalam Pengelasan dan Cara Menghindarinya (No. 5 Sering Diabaikan)

Pengelasan adalah keterampilan yang memadukan seni dan ilmu pengetahuan. Namun, satu kesalahan kecil dapat berakibat pada hasil yang jelek, proyek yang gagal, atau bahkan kecelakaan serius. Banyak dari kesalahan ini sering diulangi, terutama oleh mereka yang masih baru dalam dunia fabrikasi logam.

7 Kesalahan Fatal dalam Pengelasan dan Cara Menghindarinya (No. 5 Sering Diabaikan)

Artikel ini akan mengungkap tujuh kesalahan fatal yang harus Anda hindari, dilengkapi dengan solusi praktis untuk memastikan keselamatan dan kualitas pekerjaan Anda.

1. Mengabaikan Keselamatan Dasar (Safety First!)

Kesalahan: Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar, seperti hanya memakai kacamata biasa alih-alih helm las auto-darkening, atau mengenakan pakaian sintetis yang mudah terbakar.

Dampak: Luka bakar parah pada kulit dan mata ("welder's flash" atau arc eye) yang terasa sangat perih, serta risiko kebakaran pakaian.

Solusi:

  • Selalu gunakan helm las yang berfungsi dengan baik, dilengkapi dengan sarung tangan kulit tebal, jaket las, dan sepel safety.
  • Pastikan ventilasi memadai atau gunakan respirator untuk menghindari menghirup asap logam berbahaya.
  • Jauhkan area kerja dari bahan mudah terbakar dan selalu sediakan alat pemadam api.

2. Membersihkan Material Asal-Asalan

Kesalahan: Langsung mengelas pada logam yang masih berkarat, terkena minyak, cat, atau lapisan lainnya.

Dampak: Kontaminan akan terperangkap dalam lasan, menyebabkan cacat seperti porositas (gelembung-gelembung udara), retak, dan kelemahan struktural pada sambungan.

Solusi:

  • Selalu bersihkan area yang akan dilas menggunakan sikat baja, gerinda, atau amplas hingga logam berwarna bersih dan mengkilap.
  • Gunakan cairan pembersih seperti aseton untuk menghilangkan sisa minyak atau gemuk.

3. Setting Amperase yang Tidak Tepat

Kesalahan: Mengatur amperase terlalu tinggi atau terlalu rendah tanpa memahami pengaruhnya terhadap material dan jenis elektroda/kawat las.

Dampak:

  • Amper Terlalu Tinggi: Logam dasar mudah terbakar (burn-through), terbentuknya percikan (spatter) yang berlebihan, dan elektroda cepat memanas.
  • Amper Terlalu Rendah: Elektroda sering menempel (sticking), penetrasi lasan dangkal dan tidak kuat, serta busur listrik yang tidak stabil.

Solusi:

  • Konsultasi tabel amperase yang biasanya tersedia pada kemasan elektroda atau buku manual mesin las.
  • Lakukan uji coba pada sepotong logam sisa sebelum mulai mengelas proyek utama.

4. Jarak Busur (Arc Length) yang Tidak Konsisten

Kesalahan: Membiarkan jarak antara ujung elektroda/torch dengan material dasar berubah-ubah selama proses pengelasan.

Dampak: Jarak busur yang terlalu jauh menyebabkan busur tidak stabil, penetrasi yang buruk, dan meningkatkan porositas. Sebaliknya, jarak terlalu dekat menyebabkan elektroda menempel dan lasan yang tidak rata.

Solusi:

  • Latihlah konsistensi tangan Anda. Untuk las SMAW, usahakan jarak busur tetap sepanjang diameter elektroda yang digunakan.
  • Untuk las MIG/TIG, jaga ujung nozzle atau tungsten pada jarak yang tetap dari permukaan benda kerja.

5. Tidak Melakukan Preheating pada Logam Tebal (Kesalahan yang Sering Diabaikan!)

Kesalahan: Langsung mengelas pada logam dengan ketebalan tinggi (di atas 10mm) tanpa pemanasan awal sama sekali.

Dampak: Perbedaan suhu yang ekstrem antara logam induk yang dingin dan logam las yang cair dapat menyebabkan retak dingin (cold cracking). Retak ini bersifat struktural dan sangat berbahaya karena dapat melemahkan sambungan secara signifikan.

Solusi:

  • Lakukan preheating secara perlahan pada area yang akan dilas menggunakan torch pemanas hingga mencapai suhu tertentu (biasanya 150-250°C tergantung material).
  • Proses ini mengurangi kecepatan pendinginan, meminimalkan tegangan sisa, dan menguapkan kandungan lembab yang mungkin ada.

6. Kecepatan Gerak yang Tidak Sesuai

Kesalahan: Bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Dampak:

  • Terlalu Cepat: Menghasilkan lasan yang kecil, penetrasi dangkal, dan rentan retak.
  • Terlalu Lambat: Panas berlebih menyebabkan burn-through pada material tipis dan penumpukan logam las yang berlebihan (reinforcement terlalu tinggi).

Solusi:

  • Amati molten pool (kolam lelehan logam). Kecepatan gerak yang ideal akan menghasilkan kolam lelehan yang konsisten dan menyebar dengan sempurna di belakang busur.
  • Latihlah ritme yang stabil sehingga lebar dan tinggi lasan seragam.

7. Mengabaikan Pendinginan yang Terkontrol (Post-Heat)

Kesalahan: Membiarkan logam yang baru selesai dilas mendingin secara tiba-tiba di udara terbuka, terutama pada material yang rentan seperti high-carbon steel atau stainless steel.

Dampak: Pendinginan cepat dapat mengunci tegangan sisa di dalam logam, menyebabkan distorsi (melengkung) dan meningkatkan risiko pembentukan retak.

Solusi:

  • Untuk proyek kritis, terapkan post-heat treatment dengan menjaga logam pada suhu tertentu untuk beberapa waktu sebelum dibiarkan mendingin perlahan.
  • Untuk proyek rumahan, tutup logam panas dengan kain tahan panas atau masukkan ke dalam wadah berisi pasir kering untuk memperlambat proses pendinginan.

Penutup

Kesalahan dalam pengelasan adalah bagian dari proses belajar. Namun, dengan memahami dan menghindari ketujuh kesalahan fatal di atas, Anda bukan hanya melindungi diri sendiri dari bahaya, tetapi juga secara signifikan meningkatkan kualitas, kekuatan, dan keindahan hasil kerja las Anda.

Ingatlah bahwa pengelasan yang baik dibangun dari fondasi persiapan yang matang, eksekusi yang penuh perhatian, dan prosedur akhir yang tepat. Selalu luangkan waktu untuk memeriksa pekerjaan Anda dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan sumber terpercaya. Selamat bekerja dan tetap aman!

Post a Comment for "7 Kesalahan Fatal dalam Pengelasan dan Cara Menghindarinya (No. 5 Sering Diabaikan)"